Kamis, 06 Agustus 2009

Golkar Haus Uang?

Tokoh muda Partai Golkar Yuddy Chrisnandi yang mencalonkan diri sebagai ketua umum Partai Golkar menyatakan, untuk menjadi ketua umum Golkar, si kandidat tak semata-mata harus banyak uang. Ada hal lain yang juga harus dimiliki si kandidat, di antaranya idealisme kepartaian, pengalaman, jaringan, kekuatan gagasan dan visi masa datang, serta jejak rekam dan integritas seseorang.

Pendapat yang menyatakan bahwa seorang calon ketua umum Partai Golkar harus memiliki banyak uang justru merugikan Partai Golkar sendiri. Sebab, Partai Golkar akan terkesan kumpulan kader dan pengurus partai yang haus dengan materi dan uang. "Seolah-olah untuk menjadi ketua umum Partai Golkar, orang harus memiliki banyak uang. Tanpa uang, Partai Golkar mati dan tidak bisa hidup," tandas Yuddy di Jakarta, Rabu (5/8) di Jakarta.

Sehari sebelumnya di Palembang, Ketua DPP Partai Golkar Muladi menyatakan, untuk menjadi ketua umum Partai Golkar, dibutuhkan sosok yang berpengalaman dan memiliki banyak uang untuk menopang operasional Partai Golkar. (Kompas, 4/8)

Menurut Yuddy adalah benar jika sebuah organisasi partai politik membutuhkan dana untuk menunjang kegiatan dan operasionalnya sehari-hari. Akan tetapi, bukan uang satu-satunya yang menjadi ukuran bagi kelangsungan hidup partai. Partai Golkar, lebih dari 50 persen jajaran pengurus dan kadernya adalah ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD); pejabat negara, seperti gubernur, bupati, dan wali kota; serta jabatan lainnya. "Jadi, ini bisa dinilai sebagai suatu penghinaan terhadap Partai Golkar sebagai aset nasional," tambah Yuddy.

Dikatakan Yuddy, dengan gotong royong dan kebersamaan antara kader dan pengurus Partai Golkar, kebutuhan dana untuk kelangsungan organisasi partai akan terkendali. Apa yang terjadi sekarang di Partai Golkar adalah krisis figur dan reposisi Partai Golkar ke depan. "Jika Partai Golkar bisa mengembalikan posisinya dan memiliki figur yang baik, Partai Golkar akan kembali memiliki basis massa yang besar," ujar Yuddy.

Ditambahkan oleh Yuddy, dengan menyatakan syarat calon ketua umum Partai Golkar harus memiliki banyak uang dan ditambahkan bahwa orang yang tepat adalah Aburizal Bakrie, hal itu dinilai justru akan memperburuk citra dan kemandirian Partai Golkar.

Seolah-olah Partai Golkar itu hanya mengandalkan pada satu pribadi saja untuk menopang partai karena dia punya banyak uang. Padahal, partai adalah kebersamaan dan gotong royong dengan kondisi semua potensi partai harus dikerahkan untuk bersama-sama menopang kehidupan partai sehari-hari. "Bukan hanya diserahkan kepada satu orang," ungkap Yuddy lagi.

Comments :

0 komentar to “Golkar Haus Uang?”


Posting Komentar